Hal tersebut ia sampaikan di sela – sela kegiatan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Bakrie kepada ibu-ibu PKK di RW 02 Kelurahan Pancoran, Jakarta. Menurutnya, limbah hasil menggorang makanan berupa minyak jelantah sering kali dibuang sembarangan dan mencemari lingkungan. Padahal, jika diolah dengan benar, minyak ini dapat dimanfaatkan untuk membuat produk yang berguna.
Sebuah inisiatif berkelanjutan tengah dijalankan untuk mengubah limbah minyak jelantah menjadi produk yang lebih bermanfaat. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Bakrie dalam rangka mendukung tujuan nomor 12 dari 17 tujuan SDGs yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Program ini tidak hanya bertujuan mengurangi limbah, tetapi juga membantu warga mendapatkan tambahan penghasilan dengan menjual sabun cuci tangan di bazar yang akan diselenggarakan di kampus Universitas Bakrie.
Pada kesempatan tersebut iapun menyampaikan bahwa setelah warga dan ibu-ibu PKK RW 02 Kelurahan Pancoran dilatih membuat produk sabun cuci tangan dan lilin aroma terapi berbahan dasar minyak jelantah di bulan Juni 2024, kali ini dilanjutkan dengan produksi untuk tujuan penjualan dalam bazar ataupun secara online. Dalam program produksi ini, peserta didampingi oleh tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Bakrie.
Adapun dosen – dosen yang terlibat aktif dalam kegiatan ini adalah Sirin Fairus, M.T., Wiwit Purwita, M.M, dan Ardina Hendriani, M.T. Peserta produksi yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga dan mahasiswa tersebut sangat antusias sekali mengikuti proses pembuatan sabun ini. Produksi lilin aroma terapi diselenggarakan pada tanggal 4 Februari 2025 2025 di balai warga RW 02 Kelurahan Pancoran. Produksi diawali dengan menghias wadah lilin bersama-sama. Kreatifitas terlihat dari masing-masing peserta dalam menata asesori lilin. Minyak Jelantah yang sudah di rendam arang 1 x 24 jam menjadi jernih dan bau minyak hilang, dipanaskan dan dicampur sejumlah asam stearat dengan perbandingan 70 gram per 250 ml minyak jelantah dan sejumlah ecoenzyme untuk menambah manfaat produk.
Selanjutnya, campuran dituang ke dalam wadah lain untuk dberi essesial oil dan pewarna. Setelah itu, cairan dituang ke wadah gelas lilin yang telah dihias dan bersumbu, lalu didiamkan hingga dingin dan mengeras. Produksi sabun dilakukan terlebih dahulu pada hari Jum’at tanggal 31 Januari 2025. Tahapan produksi sabun cair cuci tangan dimulai dari menyaring minyak jelantah untuk menghilangkan kotoran, mencampurkannya dengan larutan KOH hingga menambahkan pewangi dan pewarna agar lebih menarik. Tidak lupa campuran ini juga diberi sejumlah ecoenzyme. Setelah itu, campuran didiamkan selama semalam dan kemudian dilakukan proses pengemasan dengan menuangkan hasil sabun tersebut ke dalam botol dan menambahkan label yang menarik. Setelah produksi selesai, sabun-sabun ini akan dipasarkan dalam bazar yang diadakan di kampus Universitas Bakrie atau pun secara online.
Hal yang membuat program ini semakin menarik adalah adanya kesempatan bagi warga dan ibu-ibu PKK untuk menjual hasil produksi mereka dalam bazar kampus di Universitas Bakrie. Hal ini bukan sekedar proyek pelestarian lingkungan, tetapi juga langkah nyata dalam memberdayakan warga dengan keterampilan yang dapat menjadi sumber penghasilan tambahan. Dengan tampilan kemasan yang menarik, sabun cuci tangan berbahan dasar minyak jelantah ini diharapkan daapat bersaing di pasaran dan menarik perhatian lebih banyak orang.
“ Dengan adanya program PkM ini, ibu-ibu PKK tidak hanya belajar cara mengolah limbah menjadi produk yang berguna, tetapi juga mendapatkan peluang untuk berwirausaha. Harapannya, kegiatan ini dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi komunitas lain dalam mengelola limbah rumah tangga secara kreatif dan bermanfaat “, Pungkas Sirin Fairus. (R/ist/dfa)
No comments:
Post a Comment