Dendi Ramadhona mengatakan Desa Harapan Jaya menjadi prototype destinasi wisata di pegununungan dan bisa menjadi contoh untuk pembangunan desa-desa yang lain.
“Ya semoga ini bisa menjadi pilot project untuk desa wisata yang lain karena memang pengembangan pariwisata di pedesaan menjadi alternatif untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat Andan Jejama karena merupakan salah satu sektor yang relatif stabil di masa pandemi Covid-19,” ujar Dendi, Selasa (30/03/2021).
Dendi mengungkapkan Desa Harapan Jaya sejak dulu memang merupakan desa wisata yang berbasis perkebunan.
“Dulu memang eksistensinya wisata perkebunan tapi seiring berjalannya waktu berkembang dengan bantuan masyarakat sekitar jadi saat ini bertambah inovasi seperi camping ground, tanaman-tanaman dan lainnya,” jelasnya.
Menurutnya, ada tiga prasyarat untuk membangun sektor pariwisata yang berbasis pedesaan.
“Syarat yang pertama atraksi dan pagelaran seni budaya, yang kedua pelayanan dan kenyamanan dan yang terakhir akses menuju lokasi wisata,” jelasnya.
Dendi menyampaikan agar masyarakat sekitar memberikan pelayanan terbaik kepada setiap wisatawan yang datang ke lokasi wisata.
“Karena ini wisata berbasis komunitas jadi memang masyarakat terlibat sebagai pelaku utama apalagi desa wisata yang wilayahnya berada di pegunungan, sedangkan untuk wisata di pantai kita bangun konsorsium pelaku industri wisata menengah keatas,” katanya.
Dendi menuturkan pengembangan wisata di Pesawaran mempunyai dua konsep yang pertama Community Based Tourism (CBT) atau wisata berbasis masyarakat dan yang kedua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berada di Teluk Pandan.
“Kalau CBT lebih kepada pengembangan sumber daya desa dan masyarakat sedangkan KEK dipersiapkan untuk skala industri pariwisata guna menarik investor di bidang pariwisata,” ungkapnya.
Dendi menambahkan, sektor wisata merupakan rencana strategis dari Pemerintah Kabupaten setempat dan bertujuan untuk kemandirian desa.
“Apabila desa itu mandiri berarti masyarakatnya berkreasi dan mempunyai nilai pertumbuhan ekonomi keluarganya yang cukup tinggi karena berdampak langsung dengan masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Dendi juga mengimbau agar masyarakat yang berkunjung ke destinasi wisata untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Jika berkunjung ke tempat wisata, kita tetap harus menerapkan prokes dan saya juga sudah mengatakan pada pengelola agar mempunyai sarana dan prasarana penunjang prokes dan apabila diketahui ada yang tidak sesuai dengan prokes akan langsung kita tandai,” pungkasnya.(Ed/Wn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar