Tasikmalaya, jalosi.net - “ Masalah – masalah yang berkaitan dengan pertanian, khususnya ketahanan pangan mendapat perhatian yang serius dari Prawita GENPPARI. Masalahnya tidak sekedar keterbatasan lahan bahkan pengurangan luas lahan karena adanya alih fungsi lahan semata, melainkan juga ketersedian tenaga tani yang semakin berkurang, juga karena adanya migrasi ketenagakerjaan atau biasa dikenal dengan istilah alih profesi. Dengan demikian mencari petani yang tetap konsisten menekuni profesinya semakin berkurang. Tentu ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi, salah satunya karena kesejahteraan petani yang tak kunjung membaik dari tahun ke tahun, maka wajar saja ketika mereka mencoba alternatif profesi lain yang dipandang bisa lebih memberikan kesejahteraan bagi kehidupannya. Oleh karena itu, sebagai organisasi yang dikenal piawai dalam membuat berbagai terobosan inovatif yang secara rill bisa dirasakan masyarakat, Prawita GENPPARI kembali hadir di tengah – tengah petani untuk menjadi sumber inspirasi “, tegas Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Tasikmalaya, Minggu (18/10/2020).
Salah satu terobosan yang dilakukan adalah dengan melakukan desain ulang konsep wisata pertanian, untuk menggabungkan nilai ekonomi pertanian dengan nilai atraksi budaya yang menarik yang akan berujung pada peningkatan kesejahteraan petani. Hal tersebut, Dede ungkapkan saat membajak sawah di daerah Parung Ponteng, kabupaten Tasikmalaya. Dia juga menyampaikan rasa kekaguman akan keindahan pemandangan sawah dan desa yang benar – benar masih asri. Apalagi terasering sawah juga tampak tertata apik dan terawat rapih.
Apalagi jika terus menyimak masalah ketahanan dan kedaulatan pangan yang semakin terdesak saat ini. Jumlah penduduk terus bertambah, sementara jumlah lahan pertanian akan menyempit. Dampaknya jumlah permintaan (demand) akan meningkat, sementara dari sisi penyedia pangan (supply) semakin menurun maka harga pangan akan semakin meningkat tajam. Jika peningkatan harga ini disertai dengan peningkatan daya beli masyarakat mungkin tidak menjadi masalah. Tetapi jika sebaliknya harga terus meningkat tajam, sementara kemampuan daya beli masyarakat menurun tajam, maka tentu akan berdampak serius terhadap kesejahteraan dan keamanan. Ujar Dede.
“ Oleh karenanya. Prawita GENPPARI terus turun ke lapangan menapaki hutan sampai membajak sawah agar bisa menjiwai dan lebih bisa menghargai jasa para petani yang sungguh luar biasa. Dengan penjiwaan yang terbentuk ini, maka kreativitas akan lahir untuk mewujudkan berbagai upaya dalam meningkatkan kepeduliaan dan kesejahteraan para petani. Jika petani sejahtera, maka negara dan bangsa akan sejahtera “, pungkas Dede. (R/er/dfa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar