Poto/dok/2007/Dede Farhan Aulawi
Jakarta, jalosi.net - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendefinisikan kesehatan sebagai kesejahteraan fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual yang lengkap. Penelitian yang dilakukan di bidang spiritualitas dalam asuhan keperawatan menunjukkan bahwa aspek spiritualitas adalah hal yang diperhatikan semua orang, sehingga dalam hal itu mereka menganggapnya sebagai sumber kedamaian dan kekuatan internal yang disebabkan adanya keyakinan kedekatan dengan Tuhan sebagai kekuatan yang tidak terbatas.
Terkait hal tersebut, media mewawancarai Praktisi Spiritual Care Program yang juga pengajar di beberapa perguruan tinggi kesehatan di Malaysia sejak awal tahun 2000-an. Dia adalah Dede Farhan Aulawi, pria kelahiran Tasikmalaya tahun 70 ini memberi kesempatan untuk berdiskusi dengan salah satu keahliannya di bidang ini. Ketika ditemui senin malam (2/1/2020) di Jakarta, Dede mengatakan bahwa sumber kekuatan insani yang sangat dahsyat adalah keyakinan dan keimanan seseorang terhadap Dzat Yang Serba Maha, yaitu Tuhan yang telah menciptakan umat manusia beserta jagat raya beserta isinya ini. Keyakinan seseorang bisa menumbuhkan seseorang menjadi tenang, dan ingin akan sangat membantu dalam proses penyembuhan atau pemulihan kesehatan. Baik yang bersifat fisik, mental ataupun spiritualitas.
"Keyakinan dan keimanan seseorang merupakan dimensi spiritualitas yang memberi makna pada kehidupan, dan merupakan alasan bagi keberadaan individu terutama ketika individu dihadapkan pada tekanan, penyakit fisik, atau kematian. Inilah kata kunci penyembuhan yang jarang “disentuh” atau mungkin “terlupakan”, sehingga pendekatan penyembuhan lebih merujuk pada logik fisik semata. Padahal dalam tubuh setiap manusia ada sistem auto imun dan sumber obat yang bisa aktif dan efektif bekerja saat dirinya merasakan ketenangan dan kedamaian, "Ujar Dede.
Program Perawatan Spiritual secara umum menawarkan pendidikan, pelatihan, dan perawatan non-denominasi, berbasis kontemplatif. Tujuannya adalah untuk mendukung orang-orang yang menghadapi kehilangan, kesehatan yang buruk atau kematian dan mereka yang merawat orang sakit. Program ini dapat membantu seseorang untuk menemukan sumber daya batin mereka sendiri. Jadi bermanfaat efektif untuk mendukung orang-orang yang menghadapi kehilangan, sakit atau meninggal dunia. Materinya berorientasi pada tradisi kebijaksanaan kontemplatif untuk memperdalam kapasitas manusia dalam belas kasih dan ikhlas dalam menata hati dan fikiran, ilmu saraf, psikologi serta pengetahuan dan metode praktis perawatan kesehatan modern. Ungkap Dede.
Kata "spiritual" mengacu pada aspek-aspek kehidupan yang memberikan arti makna, koneksi, dan harapan. Ada kebutuhan spiritual yang bersifat universal untuk menemukan makna dalam hidup. Ada Dzat sebagai sumber kedamaian, sekaligus tempat untuk berlindung dan memohon petunjuk serta pertolongan. Dia-lah Dzat yang tidak terlihat, tapi diyakini mampu memberikan kesembuhan. Akhirnya tumbuhlah keikhlasan untuk menerima sebagai sebuah ujian, sehingga mampu merubah penderitaan sebagai bagian dari perjalanan hidup yang harus dilalui. Keikhlasan dan kesabaran inilah yang kan membuatnya tenang, dan hal ini diyakini akan sangat membantu proses penyembuhan. Jadi spiritual approach ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari apa yang disebut dengan clinical skill atau medical skill.
“Mungkin di Indonesia terdengar belum begitu familiar, meskipun ada juga beberapa perguruan tinggi atau rumah sakit yang mengenalkannya. Padahal di luar sudah menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan dalam proses pengobatan atau penyembuhan, "pungkas Dede mengakhiri percakapan dengan seteguk minum susu jahe untuk menghangatkan tubuh. (R/jalosi/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar