Jakarta, jalosi.net - Berbicara wisata pantai tentu bukan hal yang aneh bagi masyarakat Indonesia karena Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Persoalannya pada rancangan tata kota pantai yang menarik. Warganya dididik disiplin untuk menjaga kebersihan sehingga membuat para wisatawan betah beristirahat menikmati keindahan alamnya.
Ketua Umum Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata Indonesia (GENPPARI) Dede Farhan Aulawi sekaligus Pemerhati Desain Objek Wisata ketika dimintai pendapatnya tentang pengaturan tata ruang pantai Opatija, Sabtu (15/12/2019) mengatakan bahwa pantai Opatija merupakan kota di Rijeka, Kroasia yang menjadi tujuan wisata musim panas dan dingin, dengan suhu rata-rata 5 °C di musim dingin dan 25 °C di musim panas. Kota ini kaya akan bangunan bersejarah, baik yang bergaya klasik maupun modern, "Ujar Dede.
"Kota ini mirip kota Monaco, sebuah negara kecil yang memiliki kemewahan dan glamoritas kemegahan 200 tahun yang lalu. Hingga saat ini, Monte Carlo tetap jadi destinasi wisata judi dan pelesiran orang-orang kaya dunia, jet set, para pangeran, dan sosialita lainnya, "kata Dede.
Kawasan pantai ini merupakan daerah elit selama masa kekaisaran Austro-Hungaria. Barisan vila dan spa yang indah dengan arsitektur kuno nan gagah menjadi bukti bahwa Opatija pernah menjadi tempat persinggahan kaum mapan di masa lalu. Fakta tidak memungkiri sebuah realitas kejayaan masa lalu.
Kota ini sempat kehilangan kemilaunya di masa Yugoslavia, tetapi selama satu dekade Opatija telah berbenah diri dan berhasil menjadi permata tersembunyi di negara yang pernah sangat berpengaruh di masa reinassance.
"Keindahan alamnya sangat menawan, apalagi tata ruang teluknya sangat unik. Masyarakat nya juga sangat peduli dengan kebersihan sehingga siapapun yang datang pasti terpikat. Bahkan saat hujan lebat pun, tidak menyurutkan hati untuk mengambil beberapa gambar. Termasuk makanan di cafe dan restauran yang enak di bawah romantika temaram sang purnama, "pungkas Dede. (R/jalosi/er/dfa/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar