Pantauan media ini, hangatnya cuaca politik dikalangan legislatif dan eksekutif yang diramaikan gelombang protes akibat RUU KPK dan RUU KUHP mempengaruhi psikologis masyarakat terkait partai politik. Masyarakat cenderung mulai tidak mempercayai konsistennya partai politik benar - benar membela kepentingan rakyat.
Dilihat dari perkembangan di dunia sosial media saja, banyak sekali masyarakat memposting ungkapan kecewa mereka pada legislatif dan eksekutif tentang adanya RUU KPK dan RUU KUHP. Apalagi, ternyata efek dari adanya partai oposisi yang diharap akan membela kepentingan rakyat justeru dengan terburu - buru mengetok palu untuk mengesahkan RUU KPK yang dianggap khalayak ramai akan melemahkan eksistensi lembaga rasuah tersebut.
Bisa jadi, karena tingkat keraguan masyarakat akan lemahnya kepentingan rakyat yang diusung oleh anggota legislatif yang notabene anggota partai, secara tak langsung berakibat mengurangi kepercayaan masyarakat akan calon pemimpin yang diusung oleh partai - partai politik.
Tidak menepis kemungkinan, jika kemudian keadaan ini tidak berubah effeknya akan berpengaruh kuat pada pilkada serentak di tahun 2020 dan periode ini akan menjadi keuntungan tersendiri dari pasangan yang maju melalui jalur independen.
Peluang ini sudah sangat pasti dilirik oleh pasangan Avi Cenna - Didi Mawardi, Pasalnya meski beberapa partai telah membuka penjaringan bakal calon kandidat peserta pilwakot kota Bandar Lampung, mereka tetap bertahan maju melalui jalur independen.
Sementara masyarakat sendiri tampaknya menyambut baik pilihan independen, sebab dianggap sebagai calon pemimpin yang setidaknya bersih dari paparan negatif parpol yang notabene pasti dibebani oleh kepentingan partai politik.
Akankah tahun 2020 kedepan menjadi milik pasangan independen di pilkada serentak ?(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar