Istighotsah Kubro | Ist |
Perhelatan akbar ini untuk memperingati hari kelahiran (harlah) NU ke-96 yang menurut kalender Hijriah jatuh pada 16 Rajab 1440 H atau 23 Maret 2019. Sedangkan dalam tanggalan Masehi, tahun 2019 ini NU berulang tahun ke-93 pada 31 Januari lalu.
Merujuk instruksi PBNU, kegiatan serupa digelar secara massal dan serentak di seluruh Indonesia. Khusus Lampung, istigasah dilaksanakan di seluruh PC kabupaten/kota hingga tingkat MWC di seluruh kecamatan.
Dimulai dengan salat subuh berjemaah, dalam acara juga dilakukan pembacaan tahlil dan selawat Asyqhil. Ketua PWNU Lampung Prof Dr KH Mohammad Mukri MAg menjelaskan, dalam istigasah tersebut warga NU akan memanjatkan doa bagi keselamatan bangsa Indonesia, khususnya dalam menyongsong Pemilihan Umum 17 April mendatang.
"Waktu dan sejarah membuktikan, NU telah teruji menjadi penjaga utama akidah aswaja annahdliyah, sekaligus penjaga NKRI," kata Mukri dalam siaran persnya, Selasa, 19/3/2019.
"Karena itu, dalam rangka harlah dan menyambut hajat besar Pemilu 17 April, NU ingin berdoa bersama secara massal untuk keselamatan bangsa dan negara," sambung Rektor UIN RAden Intan ini.
Ketua PCNU Bandar Lampung Ichwan Adji Wibowo mengatakan, Sabtu pagi nanti akan menjadi hari sangat penting bagi umat Islam di Kota Tapis Berseri, khususnya warga NU.
"Ini lah momentum untuk meneguhkan wajah Islam yang rahmatan lilalamin, Islam yang santun, Islam yang toleran, Islam yang bersahabat, dan Islam yang moderat," ujarnya.
Adji menerangkan, sekitar 5 ribu nahdliyin diperkirakan menghadiri istigasah massal/kubro tersebut. Mereka berasal dari puluhan pondok pesantren di Bandar Lampung, pengurus NU mulai tingkat PWNU, PCNU, MWC, ranting, hingga anak ranting, lembaga, badan, serta warga NU pada umumnya.
Adji menyerukan seluruh warga NU di Bandar Lampung untuk hadir dan menyemarakkan istagasah kubro ini.
"Ajaklah keluarga, sanak famili, tetangga, jemaah masjid musala, dan jemaah majelis taklim. Ayo datang berbondong-bondong untuk menjadi bagian jemaah istigasah massal serentak secara nasional," imbaunya.
"Kita semua harus merasa terpanggil, bergerak, dan berkumpul di satu titik (Masjid Al Furqon). Tak ada aral bagi nahdliyin ketika NU dan bangsa memanggil," tutup Adji.(Red/Rls)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar