Lechia Gdansk | Ist |
Jalosi.net - Hanya
karena jarang tampil di kompetisi Eropa, bukan berarti Lechia Gdansk adalah tim
yang buruk. Mereka punya potensi, apalagi bila menilik dari beberapa aspek yang
ada di dalam tim tersebut.
Di musim
2017/2018 ini, mereka masih berjuang. Sampai sekira pekan ke-26, Lechia Gdansk
berada di peringkat ke-12. Posisi ke-12 ini, terkhusus di Liga Utama Polandia,
memang bukan posisi yang aman.
Ekstraklasa
Memiliki Sistem yang Unik
Di liga
ini, babak kualifikasi dibagi menjadi dua: kualifikasi zona perebutan gelar
juara dan kualifikasi zona degradasi. Peringkat satu sampai delapan akan ikut
kualifikasi zona perebutan gelar juara, sedangkan peringkat sembilan sampai 16
akan ikut kualifikasi zona degradasi.
Jadi, di
Liga Utama Polandia ini, agar tim berada di posisi aman untuk tampil di musim
selanjutnya, minimal dia harus berada di posisi kedelapan. Maka, posisi Lechia
Gdansk di peringkat ke-12 ini adalah peringkat yang benar-benar tidak aman
Sejak
berdiri pada 1945, klub yang bermarkas di Stadion Energa Gdansk ini sama sekali
belum pernah meraih gelar juara Ekstraklasa (kompetisi level tertinggi Polandia).
Posisi terbaik mereka di Ekstraklasa hanyalah menduduki peringkat ketiga pada
1956 silam.
Prestasi
terbaik yang pernah didapat oleh Lechia Gdansk adalah menjadi juara Piala Liga
Polandia dan merengkuh gelar Piala Super Polandia pada 1983 silam. Mereka juga
pernah menjadi finalis Piala Liga pada 1955, serta menjadi semifinalis Piala
Liga pada 2010 dan 2011.
Selain
gelar dan pencapaian tersebut, belum ada catatan monumental yang ditorehkan
oleh Lechia Gdansk di kompetisi sepak bola Polandia. Di kompetisi Eropa, mereka
juga hanya pernah tampil di babak pertama UEFA Cup Winners' Cup pada musim
1983/1984 silam, sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Juventus.
Sekilas,
memang klub ini belum memiliki prestasi yang mentereng. Namun, Lechia Gdansk
justru memiliki hal-hal positif lain, apalagi bagi para pemain muda macam Egy
Maulana Vikri yang berniat memulai karier dari klub ini.
Tim
Penghasil Talenta Muda yang Bersinar
Sebagai
tim, Lechia Gdansk bersahabat dengan pemain-pemain muda. Memang, tim utama
mereka masih jarang mencatatkan prestasi yang cukup sensasional. Perjalanan di
kompetisi sepak bola Polandia pun lebih banyak dihiasi oleh naik turun divisi,
sampai akhirnya mereka memantapkan tempat di divisi utama sejak 2008.
Namun, hal
sebaliknya justru ditunjukkan oleh tim muda Lechia Gdansk. Sejak 1957 silam,
tim muda sudah terbiasa menduduki peringkat atas kompetisi sepak bola usia muda
Polandia, baik itu U-19 maupun U-17. Pada 1993, 1995, 2004, dan 2012, tim U-17
Lechia Gdansk sukses menjadi kampiun, menyamai raihan tim U-19 yang pernah
menjadi juara pada 1957.
Melihat
rekam jejak tim yang cenderung berhasil membentuk pemain-pemain mudanya, Egy
pun punya peluang untuk menjadi salah satu pemain yang bakal dibentuk, walaupun
ia bermain di tim utama.
Hal ini
ditambah dengan raihan-raihan apik lain, seperti menjadi runner up
kompetisi U-19 pada 1990 dan 1993, meraih tempat ketiga kompetisi U-19 pada
1991 dan 2000, serta menjadi runner up kompetisi U-17 pada 2008. Melihat
capaian yang didapat tim mudanya ini, tak heran bila Lechia Gdansk menjadi
salah satu penghasil bakat terbaik di Polandia.
Tercatat,
selama 2018 ini saja, ada dua nama dari Lechia Gdansk yang sukses menembus
skuat Timnas, yaitu Rafal Wolski dan Slawomir Peszko. Beberapa pemain di masa
lampau juga pernah sukses menembus skuat Timnas Polandia, seperti Henryk dan
Robert Gronowski, serta Jacek Grembocki.
Pemain-pemain
Berpengalaman dan Sistem Main yang Unik
Di skuat
sekarang, ada nama Milos Krasic yang pernah mengenyam masa bermain bersama
Juventus. Belum lagi ada sosok-sosok berpengalaman lain, seperti Daniel
Lukasik, Flavio Paixao, dan Marco Paixao yang cukup memberikan warna dalam
permainan Lechia.
Pemain-pemain
berpengalaman ini dibalut oleh sistem main yang cukup unik. Mirip dengan Chelsea di Premier League, Lechia Gdansk
menerapkan formasi dasar yang hampir sama, yakni 3-4-2-1. Sistem ini membuat
mereka benar-benar menjadi tim yang cukup rapat. Skema serangan yang mereka
terapkan mengandalkan visi dari seorang Krasic dan Flavio Paixao, ditopang
mobilitas dua wing-back mereka.
Walau
sistem unik ini menjadikan mereka mampu bermain cukup apik, pada akhirnya ada
satu kelemahan yang acap dieksploitasi oleh lawan: ruang kosong di belakang
tiga bek. Saat keluar menyerang, garis pertahanan mereka acap kelewat tinggi
sehingga lawan dapat memanfaatkan ruang kosong di belakang pertahanan mereka.
Meski
begitu, sistem tiga bek yang diterapkan pelatih mereka, Adam Owen, cukup unik.
Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri, meski memang belum membuahkan hasil
yang nyata.
Lechia
Gdansk memang bukan klub yang kelewat besar di Polandia. Dia tidak seperti
Legia Warszawa yang rutin juara Liga Utama Polandia ataupun Lech Poznan dan
Wisla Krakow yang cukup rajin tampil di kompetisi Eropa.
Meski
tidak kelewat besar, dia bisa menjadi tempat yang menjanjikan. Sisi-sisi
positif yang ada pada klub ini dapat menjadi sebuah penolong, terutama bagi
pemain-pemain muda yang ingin meniti karier sepak bola yang lebih baik.
Artikel ini pernah dimuat oleh Kumparan.com dengan judul :
Lechia Gdansk dan Hal-hal Positif yang Mereka Miliki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar