Lampung: Pemerintah Kabupaten
Mesuji yang digadang oleh Presiden Republik Indonesia ir. Joko Widodo sebagai
calon Lumbung Pangan jenis Beras Nasional hal itu terungkap saat Kunjungan Kerja ke Kabupaten Mesuji dengan sejumlah Menteri Kabinet Kerja pada Minggu 21 Januari 2018 lalu.
Sementara untuk menciptakan
harapan tersebut Jokowi memerintahkan langsung Kementerian PUPR yang pada
kesepatan kunjungan Presiden turut mendampingi, Prsiden memerintahkan Menteri
PUPR untuk segera meninjau keadaan air di Mesuji.
Perintah Jokowi tersebut
bukan tidak ada alas an, pasalnya saat Jokowi memanggil Petani sebut saja
Jumadi warga Desa Wonosari Kecamatan Mesuji Timur. Dalam kesempatan Tanya jawab
Presiden mengungkapkan apa yang dibutuhkan oleh petani di Mesuji, lalu Jumadi menjawab
jika saluran Irigasi sangat dibutuhkan di Wilayah tersebut.
Atas dasar tersebut
Wartawan jalosi.net mengkonfirmasi Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mesuji, Camat
Mesuji Timur dan Camat Rawa Jitu Utara, sebagai acuan pemahaman data saluran air
yang diharapkan warga.
Menurut keterangan Camat
Mesuji Timur, Tarbin mengatakan, jika aliran sungai yang dibutuhkan sangatlah
cukup bila digunakan untuk kebutuhan irigasi, akan tetapi Tarbin tidak
mengetahui secara geografis dan dampak Bendungan untuk kebutuhan irigasi.
“Kalau air sungai memang
sangat bagus dan dipastikan cukup untuk mengairi ribuan hektar sawah petani,
namun secara geografis saya tidak tau persis apakan saluran air tersebut mampu
menembus persawahan atau tidak bahkan dampak negative dan positifnya saya
kurang paham soal itu namun bila merujuk pada aliran sungai maka sungai
tersebut sangatlah besar, “Ungkap Tarbin.
Menanggapi pernyataan Camat
Mesuji Timur, Nadmul Fikri Plt, Kepala Dinas PUPR Mesuji mengatakan, jika suatu
saat nanti Perintah Presiden terhadap Menteri PUPR di laksanakan, bila mana
hasil monitoring Tim Kementerian tersebut tidak bisa direalisasikan maka
dirinya berharap agar kementerian mengalihkan pembangunan lain.
“Ya,
kami dari Kabupaten siap mempasilitasi keperluan tinjauan pihak Kementerian,
sementara bila mana Irigasi tersebut tidak bisa di wujudkan maka kami berharap
Kementerian dapat mengalihkan pembangunan, “Ungkap Nadmul Fikri.
Selain
dirinya menjelaskan pembangunan tersebut yakni, Perbaikan Kelep Pintu Air dan
Normalisasi Primer serta Pembangunan Tanggul Penangkis, pembangunan tersebut
diharapakan dapat terealisasi sehingga Kelep Pintu Air mampu menahan masuknya
air laut ke saluran sawah petani.
Sebagai
acuan data kebutuhan maksimum pembangunan ditiga wilayah kecamatan Camat Rawa
Jitu Utara, Agung Subandara nggan mengomentari masalah Irigasi namun dirinya
mengungkapkan bahwasannya Sawah yang tercatat di Kecamatan Rawa Jitu Utara
sekitar kurang lebih 10437 hektar itu pun data lama, sementara petani sebagian
ada yang mengembangkan sawah menambah keluasan lahan tanam.
Berikut
data sawah aktif di Tiga Wilayah Kecamatan, Kecamatan Rawa Jitu Utara memiliki luas lahan
sawah aktif sekitar 10437 hektar, Kecamatan Mesuji Timur 8872 hektar dan Kecamatan
Mesuji 7000 hektar sawah aktif baik lama dan baru belum termasuk pada
pembangunan cetak sawah terbaru pada 2017. Sementara
sinkronisasi data dari Dinas Pertanian setempat, Kabupaten Mesuji memiliki
areal persawahan sekitar 64.500 hektar, dan jumlah tersebut berada di Tujuh
Kecamatan se Kabupaten Mesuji, namun areal persawahan di dominasi Tiga
Kecamatan. Yakni Kecamatan Mesuji, Mesuji Timur dan Rawa Jitu Utara. (Erwin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar